TEMPO.CO, Jakarta - Apple mengurangi target produksi yang direncanakan untuk tiga model iPhone baru sekitar 10 persen pada kuartal Januari-Maret, Nikkei Asian Review melaporkan pada Rabu, 9 Januari 2019, seperti dikutip Reuters.
Baca: Hadapi Boikot Informal di Cina, Penjualan Apple Makin Terancam
Baca: iPhone XS Max Kurang Laku, Apple Siapkan Seri iPhone 11
Baca: Apple dan Samsung Kuasai Penjualan Smartphone Premium Kuartal 3
Laporan tersebut mengekspos pelemahan permintaan iPhone di Cina, pasar ponsel cerdas terbesar di dunia, di mana ekonomi yang melambat juga dihantam oleh perang dagang dengan Amerika Serikat. Selain itu, banyak analis dan konsumen mengatakan bahwa iPhone baru terlalu mahal.
Apple meminta pemasoknya akhir bulan lalu untuk mengurangi produksi unit iPhone XS, XS Max, dan XR dari yang direncanakan, demikian menurut laporan Nikkei, mengutip sumber yang mengetahui permintaan tersebut.
Permintaan itu dibuat sebelum Apple mengumumkan kisaran pemangkasan produksi, kata Nikkei. Prospek penjualan yang lebih suram, yang dikaitkan dengan permintaan Tiongkok yang lemah, memicu aksi jual luas di pasar saham global.
Firma riset pasar Canalys memperkirakan pengiriman turun 12 persen di Cina tahun lalu dan memperkirakan pengiriman smartphone pada 2019 turun 3 persen lagi, menjadi di bawah 400 juta untuk pertama kalinya sejak 2014.
Volume produksi yang direncanakan secara keseluruhan untuk iPhone lama dan baru kemungkinan akan dipotong hingga kisaran 40 juta hingga 43 juta unit untuk Januari-Maret, dari proyeksi sebelumnya 47 juta menjadi 48 juta unit, Nikkei melaporkan, mengutip satu sumber yang dikenalnya.
Apple tidak segera menanggapi permintaan Reuters untuk memberikan komentar.
Laporan ini muncul setelah pemasok chip Samsung Electronics Co Ltd dan Skyworks Solutions Inc mengindikasikan lemahnya permintaan chip kuartal pertama untuk smartphone.
Pemasok iPhone Apple termasuk perakit Taiwan Hon Hai Precision Industry Co Ltd (Foxconn) dan Pegatron Corp. Pegatron menolak untuk mengomentari laporan tersebut ketika dihubungi oleh Reuters, sementara Foxconn tidak segera menjawab permintaan komentar.
Ada reaksi kecil terhadap laporan itu di antara saham pemasok Apple, karena pasar telah mencerna penurunan produksi setelah perkiraan produksi iPhone dipotong, kata para analis.
Saham Foxconn, produsen kontrak elektronik terbesar di dunia, naik 1,6 persen sementara Pegatron naik 1,3 persen. Di antara pemasok komponen iPhone di Asia, LG Display Co Ltd Korea Selatan naik 0,5 persen, sementara Japan Display Inc datar.
Ketika permintaan Cina goyah, Apple telah meningkatkan fokus pada India, yang baru-baru ini menyusul Amerika Serikat sebagai pasar smartphone terbesar kedua di dunia.
Kepala Eksekutif Tim Cook menegaskan dalam sebuah wawancara dengan CNBC pada Selasa bahwa India adalah fokus utama bagi Apple.
Reuters melaporkan bulan lalu bahwa Apple akan mulai merakit iPhone top-end di India melalui unit lokal Foxconn tahun ini, mengutip seseorang yang mengetahui masalah tersebut.
ANTARA
Read Again https://tekno.tempo.co/read/1163337/pasar-cina-melemah-apple-pangkas-rencana-produksi-iphoneBagikan Berita Ini
0 Response to "Pasar Cina Melemah, Apple Pangkas Rencana Produksi iPhone - Tempo.co"
Post a Comment