JAKARTA, KOMPAS.com - Huawei akhirnya resmi Mate 30 Pro di Indonesia. Ini adalah ponsel pertama dari pabrikan tersebut yang datang tanpa dibekali layanan Google Mobile Services (GMS), sebagai imbas perang dagang antara China dan AS.
Walhasil, beberapa aplikasi populer Google seperti YouTube, Gmail, dan Chrome absen dari Mate 30 Pro. Hal tersebut merupakan tantangan besar dalam memasarkan Mate 30 Pro di Indonesia.
Baca juga: Huawei Mate 30 Pro Resmi di Indonesia, Harga Rp 12,5 Juta
Pihak Huawei Indonesia sendiri terus terang mengakui soal kekurangan Mate 30 Pro itu. Mereka merancang strategi supaya calon pembelinya tahu betul seperti apa perangkat yang akan didapat.
Awalnya Huawei menjajaki seberapa besar antusiasme konsumen untuk Mate 30 Pro dengan menggelar registration of interest (ROI) pada 2-14 November 2019. Sebanyak 6.500 orang yang mendaftar program ini berkesempatan melakukan pre-order Mate 30 Pro lebih awal.
"Waktu pre-order,kami mengadakan semacam brief (penjelasan) kepada konsumen yang mau membeli," ujar Deputy Country Director Huawei CBG Indonesia Lo Khing Seng saat ditemui usai acara peluncuran Mate 30 Pro di Jakarta, Kamis (14/11/2019).
Di Indonesia, lini ponsel Mate 30 hadir dalam satu model saja, yakni Mate 30 Pro. Tak ada Mate 30 reguler, Mate 30 RS Porsche Design, maupun Mate 30 versi 5G.
Khing Seng menjelaskan pihaknya ingin melihat lebih dulu respon konsumen terhadap seri Mate 30, terutama menyangkut ekosistem Huawei Mobile Services, yakni aneka layanan Huawei yang disiapkan sebagai pengganti services Google.
Baca juga: Jurus Huawei Bertahan Tanpa Google
Pemasaran Mate 30 Pro pun dibatasi melalui kanal luring (offline) saja. Saat ini, Mate 30 Pro akan tersedia di retail Erajaya dan Huawei Experience Store di seluruh Indonesia. Penjualan perdana akan dimulai pada tanggal 30 November.
"Channel yang kami pilih saat ini harus bisa memberikan penjelasan khusus ke konsumen (tentang kondisi Mate 30 Pro)," jelasnya.
Khing Seng juga tidak mematok target terlalu tinggi untuk penjualan Mate 30 Pro. Ia memaklumi pemblokiran akses Google menjadi tantangan tersendiri untuk pemasaran Mate 30 Pro.
"Harapannya (penjualan Mate 30 Pro) tak jauh-jauh dari Mate 20. Saat kondisi seperti ini kami mencoba semaksimal mungkin agar experience konsumen bisa berjalan walau belum 100 persen maksimal," tutupnya.
Read Again https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMid2h0dHBzOi8vdGVrbm8ua29tcGFzLmNvbS9yZWFkLzIwMTkvMTEvMTQvMjAwMzAwMTcvY2FyYS1odWF3ZWktYWdhci1rb25zdW1lbi1tYXRlLTMwLXByby10aWRhay1iZWxpLWt1Y2luZy1kYWxhbS1rYXJ1bmct0gF7aHR0cHM6Ly9hbXAua29tcGFzLmNvbS90ZWtuby9yZWFkLzIwMTkvMTEvMTQvMjAwMzAwMTcvY2FyYS1odWF3ZWktYWdhci1rb25zdW1lbi1tYXRlLTMwLXByby10aWRhay1iZWxpLWt1Y2luZy1kYWxhbS1rYXJ1bmct?oc=5Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cara Huawei agar Konsumen Mate 30 Pro Tidak "Beli Kucing dalam Karung" - Kompas.com - KOMPAS.com"
Post a Comment