JAKARTA, KOMPAS.com - Pabrikan smartphone asal China, Oppo, kini sudah duduk di urutan kedua pabrikan smartphone terbesar Indonesia, menurut data kuartal III 2017 dari firma riset pasar IDC.
Namun, Vivo dan Xiaomi yang sama-sama berasal dari Negeri Panda juga telah menyusul masuk ke daftar lima besar, didukung pemasaran yang sama-sama gencar, berikut banderol produk menggiurkan untuk Xiaomi.
Menghadapi produk kompetitor yang berharga murah, PR Manager Oppo Indonesia Aryo Meidianto mengatakan pihaknya tak tertarik menerapkan strategi "banting harga" lantaran dipandang bisa melunturkan kepercayaan konsumen.
"Banting-banting harga itu akan buat konsumen berpikir apakah produk ini kredibel atau tidak. Kalau kita main harga pasti ada sesuatu di balik itu. Bisa saja misalnya (banting harga) dengan cari komponen hardware dengan grade lebih rendah," kata Aryo dalam acara Media Experience Oppo A83 di Jakarta, Rabu (21/2/2018).
Menurut Aryo, Oppo Indonesia sudah menawarkan produk-produk smartphone besutannya dengan keseimbangan terbaik antara harga dan kualitas yang didapat. Konsumen disebut juga mendapatkan benefit lain di luar perangkat dan software berupa layanan purna jual.
"Orang bukan hanya beli perangkatnya, tapi after sales juga. Soal ini pusat servis Oppo tersebar di mana-mana," lanjut Aryo, sambil menambahkan bahwa Oppo memiliki 115 service center yang tersebar di seluruh Indonesia.
Masih setia selfie
Sama seperti sebelumnya, dengan jajaran produk seri F dan A tahun ini pun, Oppo Indonesia masih setia mengedepankan kemampuan selfie sebagai poin diferensiasi dibanding produk kompetitor.
Aryo menilai citra selfie sudah kadung lekat dengan Oppo. Kemampuan selfie dianggap masih efektif menarik konsumen gadget di Indonesia.
Sementara, Oppo konsisten mengembangkan inovasi selfie seperti teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence, AI) untuk mempercantik jepretan kamera depan seri ponsel F5 dan A83.
"Tidak ada vendor lain yang ngomongin AI di kamera depan. Kami yang pertama," ujar Aryo.
AI di seri ponsel Oppo F5 dan A83 diklaim sanggup mengenali karakter fisik orang yang sedang berpose di depan kamera, termasuk jenis kelamin, usia, dan warna kulit.
Jepretan selfie kemudian disesuaikan dengan karakter fisik yang diidentifikasi tadi agar foto tampak lebih indah, namun kadarnga tidak berlebihan agar tetap natural sesuai aslinya.
Tak berhenti di sana, Oppo berniat mengembangkan kemampuan AI bikinannya agar lebih canggih. Namun, Aryo belum bersedia membeberkan seperti apa peningkatan yang akan diterapkan nanti.
"AI kami saat ini masih, katakanlah, versi '1.0'. Potensi pengembangannya masih banyak," tandas Aryo.
Read Again http://tekno.kompas.com/read/2018/02/21/18280077/di-indonesia-oppo-tak-mau-banting-harga-seperti-kompetitor
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Di Indonesia, Oppo Tak Mau Banting Harga seperti Kompetitor"
Post a Comment